Kategori Berita

Blogger JatengInovasi VIO Optical Clinic Untuk Penglihatan Yang Lebih Baik

Jangan Kurung Literasi dengan Ekspektasi : Perpustakaan tidak seperti yang Kita Pikirkan

Faisol abrori
Berita ambon Berita maluku
Sabtu, 09 Maret 2019


 Berbicara perpustakaan, mungkin di benak masyarakat pada umumnya tempat ini adalah surga buku, dan hanya kutu buku - lah, yang mendiami tempat ini. Apakah benar demikian ? Apakah tempat ini hanya mengasyikkan untuk kaum intelektual saja ? Ternyata tidak. Dengan memiliki masyarakat yang berliterasi rendah, perpustakaan di Indonesia banyak menyisipkan metode-metode yang unik dan keren, sehingga secara tidak langsung mengedukasi dari cara yang terbilang cukup asik, sehingga setiap lapisan masyarakat bisa mencintai literasi semaksimal mungkin, karena dengan literasi-lah, menjadi lebih terdidik dan berwawasan. 


Nah, ternyata pemerintah telah menaruh perhatian lebih terhadap segmen ini. Pemerintah juga sadar akan pentingnya perpustakaan menjadi tempat yang multiguna, dengan menjadi sarana pengaplikasian pengetahuan didalamnya. Salah satu kebanggaan yang kita miliki adalah Gedung Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mengapa kita bangga ? Sebab ini adalah gedung perpustakaan tertinggi di dunia (27 lantai) . Ya, negara kita  memiliki keberanian untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk masa depan negara ini. LaluL pertanyaannya

Ternyata, hampir seluruh masyarakat Indonesia beranggapan bahwa membaca ini tidak memberikan kemanfaatan secara instan, sedangkan kebutuhan mereka dalam berkeluarga itu sangat meningkat. Seperti yang kita ketahui bersama, angka pernikahan dini yang meningkat, menyebabkan banyak anak putus sekolah untuk menyambung kehidupan, bukan lagi untuk menyambung pendidikan. Ini tentu sangat miris sekali. 

Jika orang awam berpikiran seperti itu, kita sebagai generasi cendekiawan harus menjalankan amanah untuk memberikan edukasi kepada mereka bahwa sebenarnya literasi sangat berdampak pada kemakmuran setiap individu. Bayangkan saja, orang yang mengangkut batu setiap waktu, dengan dokter yang mengangkat batu yang terdapat dalam ginjal, tentunya upah yang diterima berbeda. Maka dari itu, sadar akan pentingnya literasi itu sangat perlu ditanamkan pada masyarakat awam. 

Sehingga, diadakan pembaruan di negeri ini di sektor kemampuan literasi. Berikut ada beberapa hal yang harus ada dalam perpustakaan masa kini untuk menarik minat baca lebih luas


Mengoptimalkan Penggunaan Teknologi


Perlu diketahui bahwa saat ini kita sedang memasuki masa revolusi industri 4.0 dimana seluruh aktivitas manusia telah menjadi digital atau digitalisasi. Bukan tanpa sebab, tuntutan akan perubahan zaman dan terus menerus berlomba-lomba dalam mengembangkan inovasi menjadi alasan utama mengapa perpustakaan juga harus memiliki aspek ini.


Karena dari sektor efisiensi saja, generasi Z saat ini cenderung memilih sesuatu yang efisien, tidak bertele-tele. Jadi, mereka akan bersemangat jika tempat yang dikunjungi menyuguhi teknologi yang baru dalam mengoptimalkan kinerja perpustakaan. Seperti misal barcode peminjaman, jadi tidak perlu data secara tertulis, tanda tangan, ini itu. Ini adalah contoh inovasi yang dapat dikembangkan untuk menarik minat baca masyarakat Indonesia saat ini. 

Kualitas dan Kuantitas Event yang diselenggarakan

salah satu ajang bergengsi yakni pemilihan duta baca 

Di salah satu perpustakaan di negeri ini, yakni  UPT. Perpustakaan Unsyiah patut kita banggakan karena mampu meningkatkan minat literasi dengan berbagai event yang unik, menarik, dan tentunya terus meningkatkan skill para pelajar. Ini diharapkan mampu menjadi inovasi bagi pustakawan untuk terus berupaya menghasilkan acara atau event yang berkualitas. Karena dari awal saya mengetahui perpustakaan ini, sudah diadakan acara tahunan yakni Unsyiah Library Fiesta 2019 yang digelar dengan meriah.

Perpustakaan Harus Multiguna


Ya, benar sekali. Maksudnya, jika kita ingin berupaya dalam rangka meningkatkan minat literasi masyarakat, hal pertama yang kita harus lakukan adalah meyakinkan kepada masyarakat bahwa dunia literasi itu luas, bisa berupa edukasi visual, dan berbagai metode menyenangkan lainnya. Salah satu teknik yang bisa dikembangkan lagi saat ini yakni observasi suatu kasus yang mana kita bisa langsung melihat tentang suatu objek yang ingin diketahui.

Selain itu, maksud dari multiguna itu sendiri adalah perpustakaan bukan hanya tempat yang digunakan untuk baca, lalu pulang.. Baca, lalu pulang lagi, tidak... Perpustakaan yang multiguna berarti didalamnya kompleks terdapat berbagai bidang keilmuan, bahkan hingga seni dan sastra sekalipun. Nah, apalagi kita bisa mengembangkan skill dari hobi, dengan melakukannya secara berkelompok di perpustakaan, pasti sangat menyenangkan dan bermanfaat tentunya.


Salah Satu Perpustakaan yang Patut diacungi Jempol adalah Unsyiah Library


Dari beberapa story telling yang saya dapatkan dari beberapa sumber, diceritakan bahwa first experience nya saat mengunjungi pustaka ini adalah sangat menarik dan fastastis. Jadi yang semula bayangan orang tersebut "Paling sama seperti perpustakaan pada umumnya" namun dugaan tersebut salah, dan Unsyiah Library mampu membuktikan bahwa perpustakaan itu tidak seperti yang kita pikirkan.

Didalam Unsyiah Library, kita bisa menemukan kecanggihan teknologi dan informasi yang diaplikasikan, seperti adanya aplikasi UILIS Mobile Library yang dapat mempermudah akses perpustakaan ini. Selain itu, ada lagi pengembangan teknologi peminjaman buku. Jadi, ada sebuah alat mandiri yang bisa mempermudah peminjaman buku secara mandiri. Sangat mudah, tentunya menggunakan teknologi yang canggih ini.



Selain itu, ternyata ada sisi menariknya lagi teman, uniknya, jika di sekolahku dan beberapa perpustakaan kebanyakan, mereka melarang pengunjung untuk makan dan minum didalamnya, jadi ini yang membuat kita seakan selalu berada di tempat tegang saat berada di perpustakaan. Namun, berbeda dengan Unsyiah Library. Tempat ini bisa menjadi sahabat dalam setiap kegiatan. Karena terdapat Cafe yang tentunya sangat memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Jadi, sekali lagi ubah prinsip dan ekspektasi kita tentang perpustakaan, jangan sampai mengatakan lagi bahwa nuansa perpustakaan tegang banget, karena Unsyiah Library mampu membuktikan bahwa itu tidak benar adanya. 





Daya tarik lainnya dari Unsyiah Library ini adalah adanya Korean Corner, wah jadi dalam dunia pendidikan, ada yang namanya ilmu linguistik atau tata bahasa, nah di Korean Corner ini selain kita bisa membaca buku yang berkaitan dengan kultur korea, kita juga bisa langsung melihat secara visual ornamen-ornamen khas korea, sehingga menambah kesan yang unik jika kita mengunjunginya. Tak dapat dipungkiri, dengan adanya Korean Corner ini akan mempermudah kita yang ingin mendapatkan beasiswa luar negeri khususnya korea. Wah, menarik kan..

Jadi adanya Korean Corner ini juga membantah pemikiran masyarakat awam bahwa literasi dapat menyebabkan individualisme, karena pada dasarnya, di Korean Corner ini, kita bisa langsung mengaplikasikan sedikit banyak ilmu atau pengetahuan tentang daerah tersebut, berarti kan kita masih saling keterkaitan sosial, dengan adanya interaksi sosial... Jadi tidak ada lagi istilah atau pemikiran masyarakat awam kedepannya bahwa literasi dapat menjadikan kita lebih individual, itu tidak ada. Mari kita ubah pemikiran kita.

Dalam bagian penutupan ini, saya ingin memberikan kesimpulan dari pernyataan diatas, bahwasanya ternyata perpustakaan itu menyenangkan banget ya teman, bisa menyalurkan hobi, bisa sebagai sarana untuk mendapatkan beasiswa, bahkan yang terpenting esensi keilmuan yang kita dapatkan. Sukses terus untuk Unsyiah Library, terimakasih mengizinkan saya untuk berpartisipasi dalam Unsyiah Library Blog Competition

Sumber Referensi :

http://pedomanbengkulu.com/2016/04/citra-perpustakaan-harus-diubah/

http://library.unsyiah.ac.id
>