Keluarga dan masyarakat memiliki peran penting dalam membudayakan literasi, karena jangkauan lingkungannya serta pengaruh yang begitu kuat membuat kedua lingkungan ini dapat menjadi tempat yang tepat untuk membudayakan literasi di era milenial.
Kita semua sepakat, bahwa keluarga merupakan sekolah pertama seorang anak. Dimana, didalamnya ada peran penting orang tua dalam membentuk karakter serta attitude seorang anak untuk jenjang selanjutnya. Lalu, bagaimana untuk membudayakan literasi ? Apakah keluarga dan masyarakat masih memegang peranan penting dan tugas utama ini ?
Dalam keluarga saya, untuk meningkatkan kualitas literasi, maka orang tua saya melakukan aktivitas literasi ringan dan menyenangkan, seperti bermain tebak kata, tebak nama hewan, lalu mulai dibacakan atau diceritakan tentang fabel hewan tersebut. Ini sangat menarik dan sangat membantu agar anak-anak menyukai dunia literasi.
Saya pribadi sedari kecil menyukai aktivitas membaca. Awal latar belakang menyukai kegiatan membaca adalah adanya campur tangan orang tua yang suka membacakan cerita dan dongeng sebelum tidur. Ini yang membentuk mindset atau pola pikir saya, bahwa membaca itu menyenangkan. Dengan membaca, saya dapat menemukan sebuah informasi baru dengan fantasi yang menyenangkan di pikiran saya. Terlebih, waktu saya kecil, teknologi tidak seperti sekarang yang sudah sangat membludak. Sehingga, saya sangat menikmati proses literasi untuk penambahan wawasan non formal. Bagaimana dengan masa kini ?
Tentunya problematika edukasi literasi semakin meningkat, sejalan dengan kemajuan teknologi. Tantangan terbesar adalah ketika aktivitas yang kurang bermanfaat seperti bermain game, menurunkan minat baca seorang anak. Orang tua dan masyarakat berada di posisi penting untuk membudayakan kegiatan literasi kembali.
Jika keluarga diam seakan menutup mata dan telinga terhadap kasus rendahnya budaya literasi, hal itu sama saja dengan membiarkan kemerosotan bangsa. Bayangkan, saya mengakui bahwa dari buku mendapatkan banyak sekali wawasan baru, terlebih saya sekarang tengah berada di jenjang universitas, dan membaca saya rasa adalah kebutuhan pribadi yang sama pentingnya seperti kebutuhan primer. Lalu, jika keluarga acuh tak acuh dengan semua ini, bagaimana generasi penerus bisa mengetahui tentang ilmu-ilmu yang beraneka ragam ? Apakah mereka akan mampu bersaing dengan generasi penerus dari bangsa lain ? Terlebih, sekarang sudah era globalisasi, dimana persaingan ekonomi terlihat begitu nyata, jelas, dan transparan, dan lawan bersaing pun berskala internasional, jadi sangat penting kita memiliki pengetahuan dari berbagai macam sumber buku bacaan.
Masyarakat pun harusnya juga ikut andil dalam membangun budaya literasi. Misalnya dengan kegiatan cerdas cermat yang diadakan sebagai acara rutinan, itu akan menambah rasa ingin tahu lebih jauh tentang sebuah ilmu.
Dalam proses membentuk jiwa literasi dalam kepribadian seseorang, hendaknya keluarga berusaha semaksimal mungkin menggunakan cara-cara yang menyenangkan untuk menarik hati anak agar mau membaca. Misal dengan memberikan hadiah berupa buku bacaan sesuai genre yang anak sukai. Dan hindari pola-pola pemaksaan yang keterlaluan, karena itu akan membuat tameng perlawanan terhadap literasi sendiri.
Mulailah dengan pembatasan penggunaan smartphone untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, batasi maksimal beberapa jam per hari saja, dan selebihnya coba luangkan waktu untuk mengajak anak berdiskusi mengenai pelajaran yang ia sukai.
Kita semua sepakat, bahwa keluarga merupakan sekolah pertama seorang anak. Dimana, didalamnya ada peran penting orang tua dalam membentuk karakter serta attitude seorang anak untuk jenjang selanjutnya. Lalu, bagaimana untuk membudayakan literasi ? Apakah keluarga dan masyarakat masih memegang peranan penting dan tugas utama ini ?
Dalam keluarga saya, untuk meningkatkan kualitas literasi, maka orang tua saya melakukan aktivitas literasi ringan dan menyenangkan, seperti bermain tebak kata, tebak nama hewan, lalu mulai dibacakan atau diceritakan tentang fabel hewan tersebut. Ini sangat menarik dan sangat membantu agar anak-anak menyukai dunia literasi.

Tentunya problematika edukasi literasi semakin meningkat, sejalan dengan kemajuan teknologi. Tantangan terbesar adalah ketika aktivitas yang kurang bermanfaat seperti bermain game, menurunkan minat baca seorang anak. Orang tua dan masyarakat berada di posisi penting untuk membudayakan kegiatan literasi kembali.
Jika keluarga diam seakan menutup mata dan telinga terhadap kasus rendahnya budaya literasi, hal itu sama saja dengan membiarkan kemerosotan bangsa. Bayangkan, saya mengakui bahwa dari buku mendapatkan banyak sekali wawasan baru, terlebih saya sekarang tengah berada di jenjang universitas, dan membaca saya rasa adalah kebutuhan pribadi yang sama pentingnya seperti kebutuhan primer. Lalu, jika keluarga acuh tak acuh dengan semua ini, bagaimana generasi penerus bisa mengetahui tentang ilmu-ilmu yang beraneka ragam ? Apakah mereka akan mampu bersaing dengan generasi penerus dari bangsa lain ? Terlebih, sekarang sudah era globalisasi, dimana persaingan ekonomi terlihat begitu nyata, jelas, dan transparan, dan lawan bersaing pun berskala internasional, jadi sangat penting kita memiliki pengetahuan dari berbagai macam sumber buku bacaan.
Masyarakat pun harusnya juga ikut andil dalam membangun budaya literasi. Misalnya dengan kegiatan cerdas cermat yang diadakan sebagai acara rutinan, itu akan menambah rasa ingin tahu lebih jauh tentang sebuah ilmu.
Dalam proses membentuk jiwa literasi dalam kepribadian seseorang, hendaknya keluarga berusaha semaksimal mungkin menggunakan cara-cara yang menyenangkan untuk menarik hati anak agar mau membaca. Misal dengan memberikan hadiah berupa buku bacaan sesuai genre yang anak sukai. Dan hindari pola-pola pemaksaan yang keterlaluan, karena itu akan membuat tameng perlawanan terhadap literasi sendiri.
Mulailah dengan pembatasan penggunaan smartphone untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, batasi maksimal beberapa jam per hari saja, dan selebihnya coba luangkan waktu untuk mengajak anak berdiskusi mengenai pelajaran yang ia sukai.
Bisa juga menggunakan pola belajar Smart and Fun Learning, dimana orang tua bisa mensupport kegiatan literasi dengan memberikan anak buku bacaan dan mulai untuk melakukan diskusi menyenangkan dengan nantinya mendapat poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah yang masih memiliki relasi dengan dunia literasi.
Teknik selanjutnya, keluarga memiliki kemampuan pendekatan sosial dan emosional untuk mengajak anak dan membuka pikiran anak agar menyadari pentingnya literasi. Saya pribadi mencoba untuk melakukan berbagai pendekatan kepada adik saya yang duduk di bangku sekolah dasar, agar sadar bahwa akan banyak ilmu baru jika kita tak malas berliterasi.
Kesimpulan yang dapat kita ambil, keluarga dan masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sirkulasi literasi yang baik. Dengan sentuhan inovasi yang mengikuti perkembangan zaman, keluarga juga masyarakat diharapkan mampu menjaga stabilitas kecintaan anak-anak kepada ilmu pengetahuan, salah satunya dengan cinta membaca. Dengan begitu, generasi bangsa mampu bersaing secara intelektual dengan generasi dari negara lain.
#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga
Keluarga memang memiliki peran yang sangat penting dalam pembudayaan literasi pada anak, karena sebagian besar waktu anak adalah di rumah.
BalasHapusIya kang Masroer, keluarga memiliki peranan khusus yang sangat membantu membudayakan literasi
HapusWah, lengkap sekali penjelasannya, Sol. AKu setuju pakai banget sama topikmu ini.
BalasHapusHahahaha thanks mas, iya kita harus support pembudayaan literasi mas...
HapusIya euy
BalasHapusKeluarga kudu jadi garda terdepan dalam membudayakan literasi
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Iyap, harus itu mbak
HapusPR banget bagi saya untuk mengajarkan anak cinta membaca, anak saya suka membaca tapi sukanya komik yang ada gambarnya.
BalasHapusSaya beliin dia buku yang bukan komik, dia kurang tertarik membaca.
Iya, itu cara awal agar anak suka membaca mbak
Hapuswaktu adik-adik saya masih kecil pun, saya menjadi guru baca tulis bagi mereka
BalasHapusIya peran keluarga sangat penting ya mbak
HapusSemoga ke depannya semangat literasi bangsa ini merata dari a abang sampai merauke ya mas faisol.
BalasHapusIya, amin ... Semoga merata
HapusHabis baca ini, aku jadi diingatkan lagi buat bacain cerita/buku ke anakku. Beberapa minggu ini saya lumayan sibuk jadi sudah jarang bacain cerita. Tapi habis baca ini kudu konsisten. Trmksh, mas.
BalasHapusIya kak, ayo semangat jadi agen pembudaya literasi
HapusSemasa kecil dulu aku juga dibekali hal ini,
BalasHapusBerlangganan majalah legendaris bobo dan setiap malam minggu diajak ke toko buku dan dibebaskan pilih buku apa saja, pastinya buku anak.. manfaat nya hingga kini hobi ku ya bacaa
Iya, aku dapet majalah Bobo dulu udah seneng banget ya kak
HapusSemakin banyak orang Indonesia menjadikan aktivitas membaca sebagai kebutuhan, maka insyaallah peringkat Indonesia sebagai negara yg literasinya rendah, akan terkoreksi. Dan membawa rakyatnya ke arah kualitas kehidupan yg lbh baik.
BalasHapusIya, harus begitu kak, biar Indonesia memiliki tingkat literasi yang tinggi
Hapusmaap salfok sayah....
BalasHapustheme nya bagus sekali..
saya suka saya suka....
Hahahahaha, makasih mbak
Hapusya ampun sooool
BalasHapusvektormu lucu bangeet
iya sol, membaca itu harus
ortu harus ngasih contoh
rela gitu matiin tv, ambil buku
otomatis si anak akan ikutan baca buku loh
Wkwkwkwk, emang aku doyan vektor yang gemesin gitu mbak, dan iya, bener banget, ortu dan keluarga pada umumnya harus memberi contoh yang baik kepada anak
HapusMemang peran orang tua dalam mendekatkan literasi pada anak sangat penting, Mas. Karena orang tua biasanya yang mengajak anak membaca buku, dari proses membelikan buku. Saya pun begitu. Waktu kecil, Ibu saya sengaja melanggani majalah anak-anak. Jadi dari situ saya jadi suka membaca.
BalasHapusDan tantangan sekarang semakin berat dengan kehadiran gadget. Jadi orang tua harus kerja lebih keras lagi.
Iya, harus bisa menemukan metode baru yang ;ebih menyenangkan daripada bermain handphone terus-terusan ya mas...
HapusMembaca itu jendela dunia dan membuka wawasan .Dukungan keluarga emang penting yak untuk menumbuhkan minat baca anak sejak kecil
BalasHapusBener mbak, penting banget...
HapusMembudayakan literasi memang harus dimulai sejak dari lingkup terkecil dulu yaitu keluarga. ADa baiknya memang mengenalkan literasi membaca atau dibacakan buku sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan pun tetep ada pengaruhnya lho
BalasHapusNah itu dia mbak, peran keluarga begitu kuat, kalo sudah dibiasakan sejak dini, insyaallah anak-anak bakalan suka membaca
HapusSaya juga suka membaca karena orangtua, lebih tepatnya Bapak sih. Beliau yang ajarkan saya baca dari kecil, kenalkan saya pada buku-buku cerita yang seru.
BalasHapusSaya ingin menerapkan hal yang sama pada anak, eh enggak taunya anak kurang tertarik baca...dia lebih suka didongengin heu
Iyap mbak, keren kalo gitu... Harus diterapkan dari sekarang
HapusHalo Mas, aku tertarik nih sama infografisnya. Bagus banget, bikinnya pakai aplikasi apa ya?
BalasHapusEmang sih budaya literasi harus dibagudi sejak kecil dari keluarga dulu. Aku setujue bila ada pembatasan smartphone asal tau waktu aja sih
Saya bikinnya pakai aplikasi canva mbak... Hehehehehe
HapusSaya suka membaca ya karna dimulai dari rumah. Aku ingat, ibuku sih yang selalu membacakan buku cerita sebelum tidur. Lalu pergi ke toko buku itu agenda wajib, dan hari itu adalah hari yg paling membahagiakan krn bisa bawa pulang buku.
BalasHapusKelak, aku juga akan menerapkan hal yang sama kepada anak2ku. Semoga segera ya hehe
Keren pakai banget kalo jadi agenda wajib mbak.... Duh kepingin
HapusAku juga pengen banget meneruskan generasi cinta baca ke anak-anaku karena papah mamanya juga suka baca sih. Mudah-mudahan terwujud!
BalasHapusAmin.... Semangat memperjuangkan literasi kak
HapusAku fokus belajar bahasa inggris pakai aplikasi Neo Study, apaan tu mas?
BalasHapusIya literasi tu penting diajarkan ke anak sejak dini, gak cuma baca tulis sih ya, tapi ttg finansial, teknologi dll jdnya anak punya banyak pengetahuan yaaa
Itu aplikasi buat melatih kemampuan bahasa Inggris mbak, dan iya, finansial dan lainnya juga penting, karena itu akan bersentuhan langsung dengan kehidupannya :)
HapusKalo liat anak2 zaman now emang budaya bacanya emang rendah bgt. Suka sedih bgt liatnya. Budaya membaca perlu ditingkatkan sebagai budaya dalam setiap keluarga. Jd anak2 punya bekal dan kaya informasi
BalasHapusIya, sama mbak, suka sedih bawaannya
HapusPercaya deh, bahkan skrg Literasi kamu cocok diacungi jempol dek. Ternyata emang udah dikenalkan sejak kecil dari keluarga ya.
BalasHapusGagal fokus sama desain untuknya, Dek hehehe
Desainnya ciwi banget ya mbak 😂 hahahaha
Hapusliterasi memang harus dikenalkan sejak awal dari keluarga
BalasHapustapi di era sekarang tantangannya adalah smartphone
saya sendiri merasakannya
meski dibatasi anak masih suka main hp
pekerjaan besar banget ini gimana anak saya bisa kutu buku seperti saat saya sekolah dulu
Nah itu PR banget ya mbak
HapusPeran keluarga mmg vital dalam memberikan kebiasaan baik, termasuk kebiasaan membaca..sehingga keberhasilan pendidikan bermula dari keluarga.
BalasHapusBener mbak, semua berawal dari situ.... Semangat mbak buat nyebarin semangat literasi
Hapusliterasi dimulai dari diri sendiri, lalu keluarga, kemudian teman, hingga disebarkan ke lingkungan. Terutama mengenai literasi digital yang sangat penting untuk saat ini
BalasHapusSipp mas
HapusDengan membiasakan dan mengenalkan literasi sejak dini kepada anak maka kita pun secara tidak langsung melatih dan mengasah kemampuan anak dalam mengolah berbagai macam informasi yang ada
BalasHapusIya mbak, agar dari kecil sudah bisa selektif atas informasi yang didapat, penting banget itu...
HapusSebagai blogger, semoga kita bisa berperan sebagai pegiat literasi ya. Semangat menularkan virus membaca kepada yang lain*
BalasHapusSiyapp.... Amin, makasih udah mampir
Hapus