Kategori Berita

ZMedia

Mengenal Sudut Pandang Orang Pertama, Ketiga, dan Campuran

Faisol abrori
Berita ambon Berita maluku
Selasa, 09 Februari 2021
Sudut Pandang

Ketika membaca sebuah prosa fiksi, pasti kalian akan mendapatkan sebuah sudut pandang. Melalui sudut pandang tersebut, kalian bisa menemukan titik penjelasan dari maksud prosa fiksi itu dibuat. Namun, untuk menemukan dan memahami sebuah sudut pandang tentu tidak mudah. Pasalnya, untuk mendapat maksud dari sudut pandang yang dibuat penulis, kalian harus membaca keseluruhan prosa.

Apa Itu Sudut Pandang?

Sudut pandang adalah suatu cara penulis menempatkan diri. Penempatan diri ini diposisikan berdasarkan dari sudut mana penulis memandang cerita yang telah dibuatnya. Sehingga, saat menulis sebuah karya ada maksud yang hendak disampaikan kepada pembaca dan memudahkan pembaca menangkap maksudnya.

Tidak hanya itu, sudut pandang juga bisa dikatakan sebagai sebuah siasat maupun teknik yang sengaja dibuat oleh penulis. Teknik ini tidak lain dibuat sebagai upaya menyampaikan cerita kepada pembaca. Oleh karena itu, sebuah sudut pandang bisa memberi pengaruh terhadap penyajian sebuah cerita beserta alur yang dibuat penulis.

Secara umum, sudut pandang terbagi menjadi 3 bagian:

  • Sudut Pandang Orang Pertama

Yakni penggambaran tokoh dalam suatu karya sastra, baik itu cerpen, novel, dan lain sebagainya dengan berupa kata "aku", "saya" atau "kami" dengan menggunakan sudut pandang orang pertama, artinya penulis ikut bercerita secara riil, dan lebih komunikatif kepada pembaca.

  • Sudut Pandang Orang Ketiga

Merupakan sudut pandang yang menggunakan kata rujuk berupa "dia" atau "mereka" atau bisa juga menggunakan nama tokoh. Artinya, si penulis tidak berada tepat di dalam cerita, melainkan di luar cerita. Karena isinya hanya mengisahkan tentang "orang lain" yang sedang diceritakan.

  • Sudut Pandang Campuran

Adalah sudut pandang dimana penulis dapat memasukkan unsur keduanya (baik sudut pandang pertama dan ketiga) dalam suatu karya sastra. Adakalanya penulis menggunakan sudut pandang pertama, namun kadang kala juga menggunakan sudut pandang orang ketiga. 

Penjelasan Mengenai Sudut Pandang Menurut Para Ahli yang Penting Dipahami

Sudut pandang

  • Heri Jauhari (2013:54)

Heri Jauhari dalam bukunya yang diterbitkan tahun 2013, tepat pada halaman 54 menjelaskan mengenai pengertian sudut pandang. Pada buku itu, Heri menjelaskan bahwa sudut pandang bisa disebut dengan sentra nabati. Apa itu sentra narasi? yakni penentu corak dan gaya dari sebuah cerita. Menurut Heri juga, watak dan kepribadian pencerita akan menentukan sebuah cerita yang hendak disajikan kepada pembaca.

Seorang penulis berhak menentukan siapa akan akan menceritakan kisah yang ditulisnya. Seperti misalnya menggunakan kata ganti “dia” maupun nama tokoh langsung. Heri menjelaskan bahwa apabila penulis menggunakan pencerita yang berbeda-beda, maka setiap detail dongeng yang dipilih nanti juga akan berbeda pula.

  • Aminudin (1995:90)

Menurut Aminudin, sudut pandang adalah cara seorang penulis menampilkan para tokoh. Penyampaikan dari para tokoh atau pelaku dalam sebuah cerita yang dipaparkan adalah penentu dari pemahaman pembaca.

Aminudin juga memaparkan bahwa ada 4 cara penulis dalam menempatkan diri saat membuat sebuah cerita. Pembagian ini tidak lain adalah untuk membedakan dan memudahkan penulis saat akan membuat sudut pandang. Serta, memudahkan pembaca dalam menganalisanya. Lantas, apa saja 4 cara itu? Berikut ini diantaranya:

Sudut pandang orang pertama

Sebagian besar penulis karya sastra prosa lebih memilih menggunakan salah satu tokoh sebagai pemeran utama. Sudut pandang ini juga kebanyakan mudah dipahami oleh penulis pemula karena cenderung mudah dalam membuatnya. Serta, mudah pula dipahami oleh pembaca.

Sudut pandang orang ketiga

Berbeda dengan sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga lebih bertindak pada pengamat yang serba tahu. Keserba tahuan itu dilakukan terhadap sikap para tokoh yang ada di dalam cerita. Pada posisi ini, penulis menyebut pelaku dengan sebutan “dia”, “ia”, “mereka” atau bisa juga menyebut dengan nama tokoh langsung.

Sudut pandang sebagai narator

Ketika kalian membaca atau mendapati sebuah karya sastra prosa yang seolah tengah bersandiwara, maka itulah yang disebut sebagai sudut pandang sebagai narator. Pada posisi ini, penulis hanya menceritakan situasi yang sedang terjadi. Biasanya, sudut pandang ini akan membuat pembaca lebih keras berpikir untuk menangkap maksud yang hendak disampaikan penulis.

Sudut pandang serba tahu

Cara menulis sudut pandang yang terakhir adalah dengan membuat sudut pandang serba tahu. Untuk membuat sudut pandang ini, kalian harus merasa seolah-olah mengetahui seluk beluk isi ceria tersebut. Sehingga, saat menuliskan narasinya, kalian bisa benar-benar menuliskan dan berhak membuka jalan cerita yang hendak ditulis.

  • Menurut Montaqua dan Henshaw (1966:9)

Sebagaimana dijelaskan oleh Montaqua dan Henshaw, sudut pandang adalah yang membedakan mengenai siapa yang menentukan struktur gramatikal narasi, serta siapa yang meceritakannya. Pada bagian ini, menurut Montaqua dan Henshaw siapa yang menceritakan isi dari cerita sangatlah penting. Untuk bisa menentukan apa yang ada dalam cerita, maka penulis harus melihat benda-benda yang berbeda pula.

  • Atar Semi (1988:57-58) dan (1988:51)

Atar semi dalam bukunya yang terbit pada tahun 1988 menyediakan dua versi penjelasan. Pertama, yakni sudut pandang diartikan sebagai titik kisah yang menempatkan dan memposisikan pengarang dalam ceritanya. Atar Semi turut mengemukakan bahwa titik kisah dibagi menjadi 4 jenis. Diantaranya adalah tokoh, pengarang sebagai tokoh sampingan dan lain sebagainya.

Kemudian, dirinya juga menyebut bahwa sudut pandang maupun pengisahan adalah posisi dan penobatan diri seorang penulis. Pada bagian ini, penulis bisa tahu dari mana dirinya melihat berbagai peristiwa yang ada di dalam sebuah cerita tersebut.

Setelah membaca ulasan mengenai pengertian sudut pandang dan penjelasannya menurut para ahli, apakah kini kalian sudah jauh lebih memahaminya? Jika belum, maka kalian bisa memahaminya dengan cara memperbanyak baca buku-buku karya prosa. Seperti misalnya puisi, novel dan lain sebagainya. 

>