Kategori Berita

ZMedia

Quo Vadis Masa Depan: Mengembalikan Produktivitas Kuliah Bersama ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400)

Faisol abrori
Berita ambon Berita maluku
Rabu, 30 Maret 2022

dok. pribadi


Tic-toc! Detik jam dinding rumahku berdetak dengan kencang, terdengar santer seperti ingin membangunkanku dari tidur siang untuk kembali pada rutinitas seperti biasa. Ia sudah seperti ibuku saja, yang tak kenal waktu selalu mengingatkanku untuk menggunakan kesempatan sebaik mungkin dan tak menyia-nyiakannya. 


Entah kenapa, akhir-akhir ini hidupku makin hambar saja, terlebih kuliah daring yang membosankan karena tak lagi bisa bertukar pikiran secara langsung, sukses membuatku kehilangan selera hidup. Terdengar hiperbola, memang. Tapi, sepertinya tak ada kata lain yang bisa menggambarkan betapa statisnya kehidupanku beberapa tahun belakangan ini. 


Tak pernah dibayangkan sebelumnya, aku yang dulunya sangat haus dan lapar akan ilmu serta hal-hal baru, kini justru "eneg" dengan itu semua. Rasanya, aku telah kehilangan diriku yang dulu, dan ini sudah seperti bencana bagi diriku sendiri. Kacau.


Aku yang (Dulu) Ambisius dan Tumpukan Mimpi yang (Kini) Hilang Misterius


Ambisius. Mungkin, satu kata itu dapat mewakili kepribadianku di mata sebagian orang. Bagi keluarga, mereka mengenalku sebagai orang yang tak kenal kata putus asa, selalu mencoba suatu hal meski sudah berkali-kali gagal, bahkan seringkali menyebarkan vibes yang positif. Terutama untuk adikku, yang selalu kubisikkan motivasi-motivasi tajam, agar bisa bersaing dan bersama-sama menjadi orang yang berguna, kelak.


Jiwa ambisiusku tidak terbangun dengan sendirinya. Ia muncul berkat berbagai cemoohan dan hinaan yang aku terima sejak kecil. Karena jiwaku yang feminin, aku sering diolok-olok sehingga hal tersebut membuatku menaruh harapan tinggi, tentang apa yang kusebut "pembuktian". Aku ingin berteriak pada dunia, dan membuktikan bahwa tak ada yang mustahil di dunia, termasuk mimpiku.  


Berawal dari situ, banyak proses telah kulewati, mulai dari mengenal diri sendiri, kapabilitas, dan kesempatan, hingga aku sampai di suatu titik, dimana diri ini tersadar bahwa menulis merupakan bagian penting dalam hidup, yang tak terpisahkan hingga kapanpun.  Aku menyadari, terdapat perbedaan di antara orang di lingkunganku dengan kebiasaanku. Meski aku tak semaskulin orang lain, namun aku tetap memiliki peluang sukses yang sama, karena kesuksesan bukan milik gender tertentu, bukan milik orang dengan kebiasaan tertentu, namun itu milik semua orang, selama mereka berani mewujudkannya.


Awalnya, survive di dunia yang keras ini memang tak mudah, bukan hanya berperang dengan pemikiran orang lain yang tak sejalan, bahkan seringkali harus berjuang melawan keadaan dan diri sendiri. Sehingga setiap kali aku terjatuh, aku teringat seseorang pernah berkata "Jadikanlah kekuranganmu sebagai kelebihanmu". Dan perkataan itulah yang selalu aku pegang saat sedang masa-masa sulit hingga berhasil keluar dan kembali tersenyum. 


Aku bangkit, dan mulai menyalurkan bakat menulis dalam platform blog sejak  kelas 2 SMP, hingga kuliah saat ini (semester 6). Rasanya, mustahil saat itu bisa berkecimpung di dunia blogging seperti ini. Bayangkan saja, untuk menulis aku harus meminjam laptop teman ketika sedang tidak mereka pakai. Jika kembali ingin digunakan oleh sang pemiliknya, aku kembalikan lagi, dan berharap ada kesempatan meski sebentar, hanya agar bisa menulis.


Namanya juga cinta, pasti rela melakukan apapun demi hal yang kita cintai. Begitupun aku. Demi memperkuat pemahamanku di dunia blogging, mulai kusisihkan uang harian saat di pondok dulu, untuk membeli sebuah buku panduan menulis di blog, berjudul "BLOGGING : HAVE FUN AND GET THE MONEY" karya Carolina Ratri. Buku itu yang berhasil menyalakan semangat agar terus menulis dan bermanfaat untuk orang lain, bahkan hingga kini aku duduk di bangku kuliah, aku tetap mengamalkan nilai-nilai di dalamnya.


---


Bagiku, mencari ilmu di bangku kuliah merupakan suatu hal yang menyenangkan. Bertemu banyak teman baru, dengan beragam pemikiran yang kritis nan idealis, khas anak kuliahan banget. Terlebih, aku memilih jurusan hukum yang otomatis harus berpikir lebih tajam mengenai suatu permasalahan.


Bisa dibilang, Tuhan membantuku dalam menghadapi berbagai kesulitan sejauh ini. Pernah suatu ketika, aku mengikuti lomba debat hukum dalam internal kampus, kelompokku sebenarnya banyak kekurangan, seperti tidak menggunakan seragam kelompok seperti utusan dari kelompok yang lain, dan yang fatalnya, salah satu anggota lomba tidak hadir, sehingga aku yang harus merangkap bagian itu.


saat mengikuti kompetisi debat


Awalnya, tentu banyak upaya untuk mendiskualifikasi kami, karena kebetulan saat itu lawannya pun banyak dari kakak tingkat yang jauh lebih senior daripada kami. Atas izin Allah, kami diperbolehkan ikut dan bersungguh-sungguh berkompetisi, hingga berhasil menggaet juara 2. Setidaknya itu menunjukkan seberapa ambisiusnya aku untuk membuktikan bahwa aku bisa.


Anehnya, semua perjuanganku yang tak mulus nan ambisius tersebut tiba-tiba seperti hilang bak tertiup angin. Aku menyadari, bahwa munculnya pandemi 2 tahun silam, turut mengkikis semangatku yang kian tergerus. Alamak!


Menata Kembali "Puzzle" Hidup, di Tengah Nyala Semangat yang Kian Redup


Sebagian besar orang setuju, bahwa semangat adalah intisari dari kehidupan. Aku juga setuju akan hal itu. Sehingga, bagaimanapun aku kehilangan semangat, selalu ada jalan terbaik untuk menemukannya kembali. Salah satu caranya, dengan menuliskan target-target yang akan aku capai di masa-masa yang akan datang. Inilah Top 3 Hal yang ingin aku maksimalkan di tahun ini.


1. Produktif Menulis Buku Internasional dan Artikel yang Bermanfaat


dok. pribadi


Di kampusku, aku tergolong mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Salah satunya, menjadi tim Publikasi Internasional bersama 9 teman lainnya, dengan goals menciptakan karya berupa jurnal maupun buku dengan skala Internasional. Melalui target ini, aku berharap dapat mengimprovisasi kemampuan dalam berpikir dan mengutarakan gagasan seputar ilmu hukum.


Menulis di jurnal Internasional memang tidaklah mudah, namun sangat asyik. Dengan berkecimpung bersama orang-orang hebat, banyak mengajarkanku tentang hal-hal baru yang sangat bermanfaat. Ditambah, karena circle pertemanan yang positif, kita bisa berdiskusi tentang banyak hal dengan mudah. Menyenangkan!


2. Produktif Ngeblog Kapan pun dan Dimana pun


Sejak kecil, orang tuaku menanamkan pemahaman bahwa menjadi manusia, harus memberikan manfaat untuk sesamanya. Sehingga, pemikiran itulah yang membuatku berani berkomitmen untuk berbagi apapun yang aku miliki, termasuk pengetahuan yang tak seberapa ini. Aku tersadar, hingga artikel ini ditulis, banyak komentar maupun pesan yang masuk melalui email dan media sosial yang mengucapkan terima kasih atas artikel yang sudah ditulis, karena itu membantu mereka.


Targetku tentu bisa lebih produktif lagi memproduksi tulisan-tulisan yang nyaman dibaca. Seperti artikel sebelumnya, aku menulis artikel berjudul "Petrichor dan Alasan Kenapa Aku Harus Berhenti Berharap Pada Manusia", aku menulisnya ketika tengah malam saat tak bisa tidur, dan ternyata banyak insight dan respon positif dari pembaca yang merasa "relate" dengan tulisanku. Senangnya.


3. Produktif Melakukan Kegiatan Menyenangkan untuk Memperbaiki Mood yang Sering Berkabut


Kehadiran "mood" ternyata menjadi faktor yang penting dalam indikator kualitas hidup manusia. Tak dapat dipungkiri, moodku seringkali berubah-ubah tanpa kenal tempat dan waktu. Mungkin inilah yang menjadi masalah paling umum yang kuhadapi dan tentu sangat menghambat produktivitas sehari-hari.


Untuk mengantisipasi hal tersebut, aku memiliki target untuk bisa lebih happy di sepanjang tahun 2022 ini, dengan cara melakukan hal menyenangkan seperti menonton film dan drama Thailand, mendengarkan lagu-lagu di youtube dengan enjoy. Itulah ketiga hal yang harus ditata, ibarat puzzle, kita harus menyusunnya satu-demi-satu, agar tercipta suatu kesempurnaan idup. Asek!


Quo Vadis Masa Depan dan Bagaimana ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) Mengembalikan Produktivitas Kuliahku?



Dalam bahasa latin, Quo Vadis artinya "mau dibawa ke mana?" Frasa ini bukan bagian lirik lagu Armada yang "Mau dibawa ke mana, hubungan kita?" beda ya kawan. Melalui judul ini, tersirat makna bahwa aku telah menemukan cara terbaik mengembalikan produktivitas kuliahku dan tentu ingin berbagi rahasia itu kepada pembaca sekalian. 


Hatiku gembira bukan main, mengetahui brand ASUS mengeluarkan Zenbook 14X OLED (UX5400). Dengan perangkat ini, kuliahku dapat menjadi lebih mudah dan tertata, karena memang dirancang khusus agar pengguna lebih produktif dalam beraktivitas sehari-hari. Lebih jauh lagi, perangkat ini juga telah dilengkapi berbagai fitur sehingga membuat ketiga goals-ku dapat dicapai dengan mudah.



---


Bagi aku pribadi yang aktif di event-event kampus, kegiatan menenteng laptop kesana-kemari adalah makanan sehari-hari, terlebih saat harus presentasi kinerja dan mengerjakan berbagai proyek, pasti tak luput dari membawa laptop. Untuk itu, aku butuh laptop yang bobotnya ringan, untuk mempermudah mobilitas sehari-hari. Untungnya, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) hanya memiliki bobot 1,4 kg dan ketebalan 16,9 mm saja, sehingga bodi yang begitu slim dan ringan sangat membantu produktivitas mahasiswa sepertiku.


Menariknya, tak akan terjadi apa-apa ketika laptop tersebut tidak sengaja terjatuh atau terkena senggol saat sedang mengerjakan tugas dari dosen. Karena, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sudah lolos sertifikasi uji ketahanan US Military Grade (MIL-STD 810H), yang membuat aku merasa aman dengan menyimpan data-data penting di dalamnya.



Untuk urusan kenyamanan dalam tulis-menulis, pas banget. Bisa dikatakan, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) cocok untuk meningkatkan produktivitasku sehari-hari. Bagaimana tidak? Dengan mengusung konsep 180⁰ ErgoLift Hinge, laptop ini tidak hanya bisa diputar 180⁰, tapi juga mampu mengangkat bodi utamanya. Sehingga, kegiatan tulis-menulis menjadi lebih lancar dengan posisi yang nyaman untuk mengetik. Ditambah, laptop ini dilengkapi dengan ScreenPad™ 2.0 yang inovatif, yang berguna sebagai layar kedua dan tentu bisa mempermudah produktivitas sehari-hari.  


Tidak cukup sampai di situ, ketika dulu hanya berhasil mengetik satu halaman-dua halaman saja, karena mata yang gampang lelah ketika berada di depan laptop, maka kini aku tak perlu pusing memikirkan itu lagi. Aku bisa lebih produktif dengan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), karena pada perangkatnya telah dilengkapi layar dengan teknologi ASUS OLED yang sudah bersertifikasi low blue-light dan anti-flicker dari TÜV Rheinland. Sehingga, tak hanya baik untuk kesehatan mata, namun juga nyaman karena membuat mata tak gampang lelah.


Untuk urusan visualnya pun kece parah. Aku bisa nonton drama Thailand semauku dengan tampilan yang terlihat sangat nyata, karena ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) menampilkan visual terbaik. Apalagi, layarnya dapat menghasilkan tampilan dengan akurasi warna yang sangat tinggi, berkat standar industri dengan sertifikasi PANTONE Validated Display yang dimilikinya.


---



Dalam mendukung kegiatan multitasking, Laptop modern ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics. Sehingga, di samping mempermudah komputasi sehari-hari, ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) juga mampu menjawab tantangan multitasking.


Tak hanya itu, untuk menyimpan berbagai file pun tak perlu kebingungan akan space yang tersedia, karena laptop ini memiliki kapasitas memori 16 GB, serta penyimpanan berupa PCIe SSD yang memiliki performa tinggi dan luas, hingga 1TB. Rasanya tak perlu lagi kebingungan sana-sini pindah file karena memori yang tak cukup, dengan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400), semuanya bisa.


Spesifikasi dan Harga

Main Spec. 

Zenbook 14X OLED (UX5400) 

CPU 

Intel® Core™ i7-1165G7 Processor 2.8 GHz (12M Cache, up to 4.7 GHz) 

Operating System 

Windows 10 Home 

Memory 

16GB LPDDR4X 

Storage 

1TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD 

Display 

14" (16:10) OLED 2.8K (2880x1800) 90Hz 400nits DCI-P3:100% NanoEdge display, PANTONE Validated Display, VESA TrueBlack HDR, TÜV Rheinland eye care certified, 92% screen to body ratio 

ScreenPad™ 2.0 (FHD+ (2160 x 1080) IPS-level Panel) 

Graphics 

Intel® Iris Xe Graphics,  

NVIDIA® GeForce® MX450, 2GB GDDR6 

Input/Output 

1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display and power delivery, 1x HDMI 2.0b, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader 

Camera 

720p HD camera 

Connectivity 

Wi-Fi 6 (802.11ax) + Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2 

Audio 

Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified 

Battery 

63WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion 

Dimension  

31.12 x 22.12 x 1.69 ~ 1.69 cm 

Weight 

1.4Kg 

Colors 

Lilac Mist, Pine Grey 

Price 

Rp23.999.000 

Warranty 

2 tahun garansi global 



Menjadi Versi Terbaik dari Diriku, Bukan Lagi Hal yang Mustahil 


Ternyata, memiliki mimpi yang tinggi dan menumpuk, tak seburuk itu, ya. Aku ingin bersuara dan mengajak teman-teman untuk tak takut bermimpi, apapun masalahnya selama kuliah, tetaplah jalani, semua dapat teratasi dengan mudah, dengan ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) semuanya bisa kita lakukan. Mulai dari menulis buku Internasional, menonton drama dengan nyaman, hingga produktif ngeblog, semuanya dapat diwujudkan dan tak lagi mustahil. Akhir kata, keep dreaming, buddy! Jangan pernah takut pada mimpimu dan bagaimana menggapainya, karena jalan di depan begitu luas terbuka untuk kita semua. Tetap semangat!


Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) Writing Competition bersama bairuindra.com

>