Dakwah
merupakan kegiatan menyeru kepada manusia untuk kembali taat kepada Allah swt.
Sejak dahulu hingga saat ini, dakwah masih dilaksanakan melalui kajian, khutbah shalat
jum’at, dan sebagainya, yang dilakukan secara terbuka atau
ditempat-tempat umum.
Kemajuan
teknologi membuat segalanya menjadi mudah. Peredaran informasi bukan lagi
halangan di era sekarang. Di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, informasi merupakan hal
penting agar dapat mengetahui perkembangan yang terjadi saat ini. Dakwahpun
juga demikian, saat ini dakwah bisa disampaikan melalui internet dengan cara
membagikan tulisan dan rekaman video yang kita buat atau dengan live
streaming yang dapat disimak dan ditonton oleh khalayak umum.
Dakwah yang
tersebar baik tulisan maupun rekaman merupakan salah satu bentuk dari informasi
yang mengandung nilai agama. Cepatnya arus informasi bisa saja membuat suatu
informasi berisi hoax (palsu) karena tidak ada filter yang menyaring
informasi. Karena itu kita perlu banyak belajar agar dapat terhindar dari hoax.
Rasulullah
saw, pernah menyampaikan bahwa :
بَلِّغُوا عَنِّى
وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Hadist
diatas sering dijadikan acuan masyarakat untuk berdakwah atas pelajaran apa yang mampu
dia berikan atau bagikan kepada orang lain. Besarnya pahala membuat setiap muslim
berlomba-lomba untuk menyampaikan sabda nabi yang dipelajarinya.
Belajar
tanpa ada arahan guru, tidaklah salah namun rentan terkena pemikiran-pemikiran
menyimpang. Demikian juga dakwah, setiap muslim bisa berdakwah sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Ada yang mempelajari agama hingga menjadi ahli
hadits, ada pula yang menjadi ustadz di kampung, dan ada pula yang hanya
sekadar mempelajarinya untuk menambah wawasan.
Sah-sah
saja rasanya kita berdakwah dengan cara membagikan ulang informasi atau konten
baik tulisan atau video seputar agama. Yang paling penting ketika membagikan
ulang adalah harus memfilter isi dari konten tersebut agar tidak menyesatkan.
Sayangnya meski telah banyak difilter sekalipun, masih banyak konten yang
berisi hoax. Akibatnya masyarakat cenderung salah kaprah.
Nabi telah
memberikan perintah untuk berdakwah. Namun yang mesti kita perhatikan bukan
hanya dari potongan hadist diatas, kita harus mencari tahu hadist tersebut
secara utuh tentang bagaimana perintah dakwah yang Nabi Saw Maksudkan. Bentuk
penuh dari hadist diatas dapat kita temukan di kitab shahih bukhari, yang
isinya :
حَدَّثَنَا أَبُو
عَاصِمٍ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَخْبَرَنَا الْأَوْزَاعِيُّ حَدَّثَنَا
حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي كَبْشَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلِّغُوا عَنِّي
وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ
عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Telah
bercerita kepada kami Abu 'Ashim adl-Dlahhak bin Makhlad telah mengabarkan
kepada kami Al Awza'iy telah bercerita kepada kami Hassan bin 'Athiyyah dari
Abi Kabsyah dari 'Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sampaikan dariku sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang
kalian dengar) dari Bani Isra'il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang
berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya
di neraka".
Hadist
tersebut merupakan hadist shahih karena terkenal di kalangan perawinya serta
telah diuji keshahihannya oleh para ulama. Dapat kita temukan pendapat ulama
pada kitab hadist Jami' At-Tirmidzi, hadist nomor 2593 pada bab kitab ilmu yang
isi pendapatnya ialah :
قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا
أَبُو عَاصِمٍ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي
كَبْشَةَ السَّلُولِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ وَهَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ
Abu Isa
berkata; 'Ini hadits hasan shahih.' Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Basysyar telah menceritakan kepada kami Abu Ashim dari al Auza'i dari Hassan
bin Athiyyah dari Abu Kabsyah as Saluli dari Abdullah bin Amru dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam semisalnya, dan ini hadits shahih.
Dalam
keterangan lengkap pada hadist shahih diatas, bisa kita temukan bahwa Nabi
Muhammad Saw memang memerintahkan untuk berdakwah, namun yang harus dipahami
bahwa apabila dalilnya bukan berasal dari Allah dan Rasulnya (Nabi Muhammad
Saw) maka dia akan dimasukkan kedalam neraka. Ini menjadi peringatan keras bagi
setiap muslim yang mencoba untuk menyebarkan dakwah dengan cara berbohong atau
dengan cara menyebarkan konten hoax.
Sudah
sepantasnya kita sebagai muslim untuk belajar dan memberikan dakwah kepada
orang yang tidak memahami agama agar terciptanya kehidupan yang sejahtera baik
di dunia maupun di akhirat. Memfilter isi konten juga sangat diperlukan agar
tidak terjadi salah kaprah dan tidak terjadi adu domba sesama umat islam. wallahu
a'lam bishawab.
Penulis: Ahmad Hariyono (Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)