Kategori Berita

ZMedia

Franchise Kopi Tuku yang Viral dengan Kopi Susu Tetangga

Faisol abrori
Berita ambon Berita maluku
Kamis, 22 Desember 2022



Kopi termasuk jenis minuman yang banyak dicari orang  setiap harinya, sehingga bisnis kopi semakin merajalela. Salah satunya franchise Kopi Tuku yang banyak membuat masyarakat penasaran. Sebab, brand kopi lokal ini membuktikan kualitas dan karakteristik unggulnya di tengah ketatnya persaingan kedai kopi.


Sejarah Singkat


Kopi Tuku merupakan kedai kopi milik Andanu Prasetyo. Kedai ini menjual berbagai jenis kopi dengan cita rasa nusantara. Bahkan Presiden Jokowi pernah berkunjung ke kedai ini untuk mencicipi kopinya yang otentik. Sajian kopi yang bertransformasi namun tetap mengutamakan cita rasa aslinya membuat Kopi Tuku terus bertahan.


Kopi Tuku mulai didirikan pada Juni tahun 2015. Pada saat itu, menu utama yang menjadi andalan adalah kopi susu tetangga. Sesuai namanya, sajian ini adalah kopi yang dicampur bersama susu dan gula dengan aroma khas. Menu ini termasuk yang paling mendongkrak penjualan kedai ini.


Tidak hanya rasa enak, namun harganya pun ramah di kantong masyarakat. Sehingga pangsa pasarnya semakin luas seiring berjalannya waktu. Apalagi pada tahun 2017, kala itu Presiden Jokowi berkunjung ke kedai ini dan mencoba kopi susu tetangga. Hingga kini, Kopi Tuku selalu ramai oleh pengunjung.


Namun bukan berarti kedai ini ramai karena viral semata, karena tentunya tidak bertahan lama. Di balik kesuksesan tersebut terdapat perjalanan panjang kegigihan sang founder, yang lebih akrab dipanggil Tyo.


Perkembangan


Tyo tidak asing dalam dunia FnB, sebab memiliki pengalaman sebelumnya selama lima tahun. Ia memilih membuka usaha ini karena sudah mencintai kopi sejak dirinya masih di bangku kuliah. Kopi memiliki peran besar terhadap aktivitas kesehariannya.


Sampai sekarang, sudah terdapat hingga 20 gerai Kopi Tuku di berbagai kota. Jumlah karyawannya mencapai 100 orang lebih, ada yang bekerja menjadi barista dan ada yang di kantor. Sayangnya kedai ini baru ada di wilayah Jabodetabek saja.


Bila dibandingkan dengan brand lain yang memiliki ratusan gerai, memang perkembangan Kopi Tuku tidaklah secepat itu. Wajar, sebab manajemen tidak menggunakan sistem franchise Kopi Tuku.


Fokus utamanya adalah mengumpulkan pelanggan setia, dengan kualitas yang terjaga dibandingkan banyak cabang namun kualitasnya tidak terpantau. Kesadaran untuk merasa cukup dan mengutamakan kualitas seperti ini merupakan teladan yang baik. Berbisnis bukan sekedar mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.


Konsep Neighborhood Coffee Shop


Berbeda dengan brand kopi lainnya yang cepat membuka sistem franchise, tidak demikian dengan Kopi Tuku. Jadi, franchise Kopi Tuku untuk saat ini belum tersedia. Sebab kedai ini lebih berfokus dengan konsepnya yang unik yaitu local neighborhood.


Artinya, tidak berfokus dengan seberapa banyak kedai yang dimilikinya, namun berapa banyak kopi yang terjual. Jadi dibandingkan memperbanyak outlet melalui franchise, Kopi Tuku lebih memfokuskan usahanya untuk menjalin kedekatan bersama warga di sekitar.


Tyo menyatakan jika saat tokonya ramai pengunjung, beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar turut membantu serta. Baik menjadi pelayan maupun kasir sehingga bisa membuka kesempatan untuk orang lain turut terlibat. Ini sejalan dengan tujuan utamanya yakni menjalin interaksi dengan warga sekitar.


Tyo bahkan tidak segan meminta saran, mendengarkan keluhan, hingga merekrut anak-anak muda di sekitar untuk menjadi barista. Jadi, wajar jika ekspansi brand ini tidak gencar seperti brand yang lain. Fokusnya adalah loyalitas para pelanggan. Misalnya tetangga yang kebiasaan ngopinya rutin.


Dirinya juga menyebutkan jika satu pelanggan bisa memesan dua sampai tiga kali setiap harinya. Sebab kembali lagi, kopi termasuk kebutuhan banyak orang. Baik yang bekerja, menempuh pendidikan, atau sekadar ingin bersantai menikmati waktu luang sejenak.


Itu tadi informasi tentang franchise Kopi Tuku. Seperti yang dijelaskan di berbagai sumber, Kopi Tuku ternyata belum membuka kesempatan waralaba. Namun karakteristik lokal dan konsepnya yang merakyat membuatnya terus bertahan dan disukai.

>