Kategori Berita

ZMedia

Review Film Qorin (2022)

Faisol abrori
Berita ambon Berita maluku
Kamis, 15 Desember 2022



The Faisol Times - Hai guys, beberapa waktu yang lalu, gua mutusin buat nonton film horor garapan Ginanti Rona yang berjudul "Qorin", dan kali ini gua bakal mengulas film tersebut sesuai sudut pandang pribadi dan dengan bahasa yang nggak formal tentunya, so please enjoy this.  


NB: Mungkin artikel ini mengandung spoiler, tapi gua berusaha semaksimal mungkin untuk ga ganggu kalian yang belum nonton. Okay..


Sinopsis Film Qorin (2022)



Bercerita tentang Zahra (Zulfa Maharani), seorang santriwati teladan di sebuah pesantren, yang patuh dan begitu taat kepada ustadz Jaelani (Omar Daniel) demi mendapatkan nilai yang bagus. Hingga pada suatu ketika, Zahra diminta oleh Ustadz Jaelani untuk melakukan ritual memanggil Qorin. Setelah melakukan ritual tersebut, banyak kejadian aneh yang menimpa para santri hingga berujung pada kondisi yang membahayakan pesantren.


Konflik dan Alur yang "Kabur"



Sepanjang gua nikmatin film ini, rasanya cukup membingungkan, melihat alur cerita yang terkesan "dipaksakan". Jadi, setiap tokoh di film ini mengangkat konflik yang sama, meskipun gua apresiasi bagus banget karena udah berani ngangkat isu kekerasan seksual, but kalau setiap tokohnya dikenai konflik yang sama, justru itu yang membuat penonton nggak "klimaks". Ntar jatohnya penonton mikir "lah, yang tadi kemana, kok ini riweh bener filmnya".


Selain itu, ada banyak banget adegan yang bikin gua garuk-garuk kepala. Jadi yang gua heran nih ya, di film kan itu chaos banget, semua orang pada berhamburan, blood's everywhere, tapi kok bisa-bisanya masih terdengar santri-santri yang lain ngaji dengan tenang, ga make sense aja sih. 


Seharusnya dimana-mana, kalau ada suatu kasus apalagi sebesar ini, harusnya semua santri ikut menyelesaikan dong, kalau sebagian berperang sebagian adem ayem, itu jadi hal yang mengganjal banget buat gua pribadi. Jadi, secara detail masih banyak hal yang minus menurut gua.


Anak Pesantren Can Relate



Sebagai alumni pesantren, gua ngerasa deket banget dengan film ini, gambaran yang coba dibangun oleh si penulis, memang ga jauh berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Tradisi, seperti ngaji, bersekolah di dalam area pondok, jujur ya, itu semua sukses bikin gua pengen mondok lagi.


Apalagi pas inti konfliknya, yakni ketika terjadi kesurupan massal, itu tuh mirip banget dan persis kejadiannya kayak di pesantren-pesantren pada umumnya. Jadi, kedekatan personal ini justru membuat film ini jadi lebih ringan, karena hal-hal yang dimunculkan di film memang kerap kali terjadi.


Ditambah lagi di konfliknya, film ini cukup berani banget, membuka perspektif baru bahwa pelecehan seksual tidak dibenarkan, meskipun hal itu dengan dalih ketaatan dan ketawaduan, bahwa korban tetaplah korban dari perbuatan keji Jaelani yang begitu sesat dan mesum terhadap para santriwatinya, memang seharusnya, keberanian diperlukan bagi setiap diri jika seseorang melampaui batas kepada diri kita.



Selain dari isi filmnya yang relatable banget, gua ngerasa film ini juga sukses bikin gua kaget. Ditambah, efek-efek suara yang pas disandingkan dengan adegan yang mencekam. Asli, perpaduan yang pas, gua bisa ngerasakan bagaimana kesesatan spiritual tokoh Jaelani begitu "dark" dan sukses bikin gua greget, asli. 


Jadi, itu aja sih review ala-ala dari gua, kalau ditanya skor, gua bakal ngasih 7/10 sih, kalau kalian sendiri gimana? Udah nonton film Qorin belum? Kalau udah, coba bisa komen di bawah, gimana pendapat kalian tentang film ini. Gua bakal appreciate yang komen, okay...


Oh iya, jangan lupa follow ig gua @si.rori karena gua bakal sering-sering update banyak info menarik di sana. See you next time, rek....

>