Kategori Berita

ZMedia

Perbedaan Saham dan Obligasi untuk Tahu Mana Investasi Terbaikmu

Faisol abrori
Berita ambon Berita maluku
Sabtu, 25 Maret 2023

 


Mengatur keuangan menjadi topik yang selalu menarik untuk dibahas, utamanya tentang berinvestasi. Untuk kamu yang sedang belajar investasi, sudahkah paham tentang perbedaan saham dan obligasi? Jika belum, artikel ini dapat membantu kamu,


Di dalam artikel ini akan dijelaskan tentang apa itu saham, obligasi, dan perbedaan di antara keduanya. Jadi, nantinya kamu bisa tahu produk investasi mana yang cocok untuk kamu coba, terutama jika kamu adalah seorang investor pemula.


Nah, simak artikel ini hingga akhir ya!


Pengertian Saham dan Obligasi


Memahami perbedaan saham dan obligasi tentu saja harus terlebih dahulu paham pengertian kedua instrumen dalam investasi tersebut. Dapat dipahami bahwa baik saham maupun obligasi harus dipelajari secara detail sebelum kamu memilih akan menginvestasikan tabunganmu ke mana.


1. Apa Itu Saham?


Secara sederhana, saham adalah salah satu instrumen investasi yang berupa surat berharga sebagai bukti kepemilikan akan suatu perusahaan, baik sebagian kecil ataupun besar. Ketika membeli saham suatu perusahaan, berarti nantinya kamu akan mendapatkan sharing profit atas keuntungan yang didapatkan perusahaan tersebut.


Kamu bisa membeli saham di sebuah pasar saham. Dan perlu diketahui, tidak semua perusahaan dapat dibeli sahamnya secara bebas. Hanya perusahaan yang terdaftar di bursa saham atau yang sudah terdaftar dalam Initial Public Offering (IPO) saja yang dapat dibeli sahamnya secara umum.


Contoh saham adalah BBRI (kode saham dari Bank BRI), BBCA (kode saham dari Bank BCA), ASII (kode saham dari Astra International Tbk.), TLKM (kode saham dari Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.), dan lainnya. 


2. Apa Itu Obligasi?


Meskipun sama-sama instrumen investasi, tetapi obligasi sangat berbeda dengan saham. Obligasi bisa diartikan secara mudah sebagai surat utang. Surat utang ini dapat berupa  jangka menengah atau jangka panjang yang dapat diperjualbelikan oleh suatu lembaga pemerintahan ataupun perusahaan swasta.


Ilustrasi sederhananya adalah suatu perusahaan atau lembaga akan menjual surat utangnya kepada masyarakat. Nantinya penjualan ini memiliki jangka waktu tertentu hingga kemudian uang peminjam dikembalikan oleh perusahaan atau lembaga dengan bunga tertentu sesuai kesepakatan di awal. 


Contoh obligasi adalah Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Negara Tabungan (ST), dan lainnya.


Perbedaan Saham dan Obligasi


Ada beberapa perbedaan yang harus kamu pahami antara saham dan obligasi. Berikut perbedaan saham dan obligasi yang dapat kamu pelajari secara mudah.


1. Bentuk Investasi


Bentuk saham adalah berupa surat kepemilikan. Namun, jangan bayangkan kamu mendapatkan suatu surat secara fisik ya. Ini hanya berupa simbol kepemilikan saja. Sedangkan obligasi berbentuk surat utang yang dapat diperjualbelikan dengan nilai tertentu.


2. Struktur Kepemilikan


Ketika kamu berinvestasi saham pada suatu perusahaan dalam jumlah besar, kamu memiliki hak suara dalam perusahaan itu. Sebab, dengan masuknya uang kamu saat membeli saham perusahaan, berarti kamu menjadi pemilik perusahaan tersebut juga.


Berbeda dengan obligasi yang sederhananya adalah kamu hanya sebagai sosok yang meminjamkan uang saja. Kamu memang memberikan modal yang bisa digunakan oleh perusahaan, tetapi kamu sama sekali tidak mendapatkan tempat kepemilikan di sana.


3. Keuntungan dan Risiko


Biasanya, perusahaan atau lembaga pemerintah yang mengeluarkan obligasi akan langsung menetapkan jangka waktu perjanjian dan bunga yang bisa didapat oleh pembeli obligasi. Jadi, dalam jangka waktu tersebut, uang investasi pasti akan kembali beserta bunganya meskipun keadaan perusahaan atau lembaga mengalami pailit.


Berbeda dengan obligasi, nilai saham sangat fluktuatif. Ada kalanya kamu mengeluarkan uang ratusan juta untuk investasi dan yang kembali ketika dijual hanya berjumlah puluhan juta saja dan sebaliknya. Maka dari itu, investasi pada saham memiliki keuntungan besar, tetapi risiko kerugiannya juga tinggi.


4. Sifat dan Tujuan Investasi


Jangan berinvestasi di saham jika tujuan kamu untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dekat. Hal ini karena saham adalah sistem investasi yang hanya akan mendapatkan untung besar dalam jangka waktu panjang. Obligasi sebenarnya juga mirip, tetapi karena keuntungannya lebih tetap, risiko yang ditanggung juga rendah, sehingga obligasi termasuk investasi jangka pendek-menengah.


5. Cara Membeli dan Menjual


Saham hanya bisa dibeli dan dijual di pasar saham. Biasanya, ada broker yang akan membantu. Saat ini, ada banyak aplikasi investasi yang bisa digunakan dengan mudah untuk membeli dan menjual saham, seperti Bibit hingga Ajaib.


 


Tips Memilih Produk Investasi: Saham atau Obligasi?


Sudah membaca tentang perbedaan saham dan obligasi di atas, tetapi masih bingung akan berinvestasi di mana? Yuk, simak tips berikut supaya kamu tepat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kemampuan kamu.


  • Pelajari profil risiko dari saham dan obligasi dan sesuaikan dengan kondisi keuangan kamu
  • Tentukan tujuan kamu berinvestasi, apakah untuk tabungan jangka panjang atau jangka pendek
  • Pelajari pasar investasi sehingga paham bagaimana kondisi terkininya
  • Jangan investasikan seluruh dana dalam satu instrumen investasi
  • Berkonsultasi dengan ahli investasi hingga financial planner


Itulah perbedaan saham dan obligasi yang bisa kamu pelajari. Jika sudah tahu tujuan kamu berinvestasi, kamu jadi mudah menentukan akan berinvestasi di mana dan seberapa banyaknya.

>