Komentar
Film horor selalu memiliki daya tarik tersendiri, terutama ketika mengangkat kisah nyata. Panggonan Wingit, sebuah film yang mengadaptasi kisah seram dari sebuah hotel tua di Semarang, Jawa Tengah, menjadi perbincangan hangat di kalangan pencinta film.
Diproduksi oleh Hitmaker Studios dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, film ini memanjakan penonton dengan vibes mencekam sejak perdana rilisnya pada 30 November 2023.
Review Panggonan Wingit (2023)
Panggonan Wingit bukan sekadar karya fiksi biasa. Ceritanya bersumber dari hotel tua di Semarang yang dianggap memiliki sejarah kelam. Mitos dan legenda seputar tempat tersebut menjadi dasar pengembangan cerita yang berhasil menarik perhatian penonton. Guntur Soeharjanto, sutradara berbakat, berhasil mengangkat cerita misteri yang penuh ketegangan dari hotel tersebut ke layar lebar.
Cerita bermula ketika muncul kisah menyeramkan di sekitar hotel tua yang konon angker. Fokus pada lantai tiga, dimana terdapat kamar tanpa nomor yang dipercayai dihuni oleh sosok mengerikan. Keberanian untuk membuka pintu kamar tersebut dihargai dengan kematian yang mengerikan.
Misteri Kamar Tanpa Nomor, Ada Apa?
"Telung dino, tengah wengi" (tiga hari, tengah malam)
Panggonan Wingit membawa penonton ke dalam misteri sebuah kamar tanpa nomor di lantai tiga hotel tua tersebut. Kisahnya berkisar pada keberanian orang-orang yang mencoba mengungkap rahasia di balik pintu tersebut, hanya untuk menemui takdir tragis. Atmosfer mencekam diperkuat oleh mitos seputar kamar tersebut, menimbulkan rasa ketidakpastian dan ketakutan.
Ancaman Kematian Mengenaskan
Sentuhan horor dalam film ini mencapai puncaknya ketika seseorang nekat membuka pintu kamar tanpa nomor. Cerita berkembang menjadi deretan peristiwa mengerikan dan kematian yang mengenaskan, memberikan dimensi ketegangan yang tidak terduga. Pilihan untuk mengeksplorasi kamar tersebut membawa konsekuensi mengerikan bagi siapa pun yang berani mencobanya.
Trailer Panggonan Wingit (2023)
Pesan Moral dalam Film Panggonan Wingit
Panggonan Wingit tidak hanya menyajikan teror visual, tetapi juga menyiratkan pesan moral dan peringatan mengerikan. Keputusan untuk mengungkap misteri di hotel tua ini memunculkan pertanyaan etika dan memaksa penonton untuk merenung tentang batasan antara rasa ingin tahu dan konsekuensi mengerikan yang mungkin dihadapi.