Kategori Berita

ZMedia

Apa Arti Ghosting Dalam Bahasa Gaul?

Faisol abrori
Berita ambon Berita maluku
Sabtu, 27 Januari 2024

Apa Arti Ghosting


Banyak sekali penggunaan istilah baru yang sering dipakai Gen Z dalam ngobrol sehari-hari. Salah satunya, mereka sering menyebut istilah "ghosting" dalam kamus percintaan mereka. Sebenarnya, apa arti ghosting itu sendiri? Yuk, kita bahas bersama..


Arti Kata Ghosting


Bayangkan, jika kamu sedang menjalin hubungan yang sangat meyakinkan, penuh komitmen. Obrolan mengalir, pertemuan yang menyenangkan, terlihat seperti ada harapan untuk menjangkau tahap yang lebih serius. 


Tapi tiba-tiba, dalam sekejap mata, tanpa penjelasan, orang yang kalian sayangi lenyap bagai hantu. Pesan tak dibalas, telepon tak diangkat, media sosial pun seolah tak pernah kenal, dan jadi asing. berarti kalian sedang dighosting. Jadi, sebenarnya apa itu ghosting?


Ghosting, istilah yang berasal dari kata "ghost", hantu, kini menjadi momok menakutkan dalam dunia percintaan modern. Ia menggambarkan tindakan seseorang memutuskan hubungan secara tiba-tiba tanpa komunikasi atau penjelasan apapun. Orang tersebut menghilang, bagai hantu yang lenyap dalam kabut, meninggalkan pasangannya dalam kebingungan, kekecewaan, dan bahkan trauma.


Alasan mengapa seseorang memilih ghosting beragam. Mulai dari menghindari konflik langsung, takut menyakiti hati, hingga ketidakmampuan menghadapi konsekuensi perpisahan. Kemudahan komunikasi online di dunia maya juga turut berperan. Jarak emosional yang terbentuk di balik layar, seolah memberi "keamanan" untuk menghilang tanpa rasa bersalah.


Akibat ghosting tidak bisa dianggap remeh, lho. Kehilangan mendadak tanpa kejelasan, dapat menimbulkan kebingungan dan kecemasan yang berkepanjangan. Korban ghosting kerap dihantui pertanyaan tak terjawab, diragukan harga dirinya, dan bahkan mengalami kesulitan mempercayai orang lain dalam hubungan selanjutnya.


Ghosting dalam Pandangan Psikologis, Sosiologis, Hukum, dan Filsafat


Perspektif Psikologis


Perspektif psikologis melihat ghosting sebagai bentuk perilaku manipulatif dan tidak bertanggung jawab. Ghosting dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi korban, seperti kecemasan, depresi, dan bahkan trauma. 


Korban ghosting juga dapat mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan baru di masa depan karena takut akan diulangi.


Perspektif Sosiologis


Perspektif sosiologis melihat ghosting sebagai bentuk perilaku yang dipengaruhi oleh perubahan sosial-budaya. Di era digital ini, komunikasi menjadi semakin mudah dan cepat. 


Hal ini membuat orang-orang cenderung lebih menghindari konflik secara langsung. Ghosting juga dianggap sebagai cara yang lebih mudah untuk mengakhiri hubungan, tanpa harus menghadapi respons dari pasangan.


Perspektif Hukum


Belum ada aturan hukum yang secara spesifik mengatur tentang ghosting. Namun, ghosting dapat dianggap sebagai bentuk pelanggaran hukum jika dikategorikan sebagai tindakan pencemaran nama baik, penghinaan, atau bahkan perundungan.


Perspektif Filsafat


Perspektif filsafat melihat ghosting sebagai bentuk ketidakjujuran dan ketidakhormatan. Ghosting tidak menghargai perasaan dan hak-hak korban. Ghosting juga menunjukkan bahwa pelaku tidak memiliki integritas dan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari tindakannya.


Saran untuk Korban Ghosting


  • Jangan menyalahkan diri sendiri. Ghosting bukanlah kesalahan Anda. Ingatlah bahwa Anda layak untuk diperlakukan dengan baik.
  • Fokuslah pada pemulihan diri. Berikan waktu untuk diri sendiri untuk berduka dan menyembuhkan diri.
  • Cari dukungan dari orang-orang terdekat. Bicaralah dengan teman atau keluarga tentang apa yang Anda alami.
  • Jangan biarkan ghosting memengaruhi kepercayaan Anda pada orang lain. Tetaplah terbuka untuk menjalin hubungan baru, tetapi berhati-hatilah untuk memilih pasangan yang tepat.


Kesimpulan


Ghosting adalah perilaku yang tidak bertanggung jawab dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi korban. Dengan memahami berbagai perspektif tentang ghosting, kita dapat menyadari pentingnya komunikasi terbuka dan jujur dalam menjalin hubungan.

>